Tuesday, November 17, 2020

 Sebelum kopi di cawanmu dingin


Saturday, July 20, 2019

Antara bunga, bulan, dan awan.
Aku yang mana satu?

Thursday, March 8, 2018

Why did you ever stop?

Kenapa tidak lagi kau menulis tentang aku
Kenapa tidak lagi kau menulis buatku?

Why did you ever stop loving me?

I was asking myself.


Wednesday, December 28, 2016

Begitu aneh sekali akal dan hati, nafsu dan memori.
Berkali kita tinggalkan, sering juga dikejar lagi.

Degup apa ini. Yang membuatku masih berjaga.
Sedang anak dan suami sudah lama lena.
Getar apa ini buat hatiku rawan, mengenang ngenang tak berkesudahan.

Sakit apa ini hingga ada lagi air mata.

Bukankah kalian sudah lama kutinggalkan di pantai.
Ditelan ombak dibuai taufan?

.

Saya tahu blog ini sudah tidak dibaca orang. Mungkin ini cubaanku untuk meminta pertolongan.
I am stucked here dear god.
If you read this dan saya masih bernyawa, saya cuma punya senipis rambut dibelah 9, iman yang menghalang dari berbuat yang bukan-bukan.

Pernahkah kalian tertanya, kenapa hidup ini terlalu lama?  

30 freaking years next February and I am still here. Oh why Allah. Why? 


Saturday, May 28, 2016

Minuman dalam balang kaca.

Seperti biasa jam 6 petang, dia akan ke dapur menyediakan minuman. Diambil balang kaca kegemaran, dibilas air dan dicapai sudu serta pisau.

Diguris halus hujung jari manisnya. Atau kadang kala ditoreh bucu dadanya. Diperah likat merah 3 titik darah segar ke dalam gelas balang kaca.

Keluar ke halaman. Petik buah limau kasturi di pohon. 3 biji semuanya. Dipotong dan diperah juga.

Madu asli 3 sudu kecil.
Air suam akhir sekali.
Dikacau laju bergantung masa.
Kadangkala leka perlahan dikacau sambil air mata dibiar jatuh bersama. Hingga gelas terang bercahaya.

Dihidangkan minuman di atas meja. Menunggu pulang sesiapa. Yang sudi menghilang dahaga. Dari air adunan darah dan air mata, madu dan limau masam buat mencuci luka.

Hingga jam 10 malam.
Tiada siapa berkunjung pulang.
Buat sekian kalinya, air dihidang terbiar lama. Diminum sendiri sebelum lena.

Saban purnama.
Keringat, luka, dan kecewa.
Ditelan sendiri menjadi penawar.

Esok jam 6 petang. Kan dibancuh lagi yang sama.
Manalah tahu nasibnya bercanda.
Ada pula yang sudi meminumnya.
Sebelum habis nyawa.


Wednesday, May 27, 2015

Dar Dia

Musim berganti,
zaitun, tulip, salji, hujan, matahari
Sekian tahun di bumi Petra
Bintang timur menjadi saksi

Kembara lelaki
Meninggalkan tanah cintanya
Menadah kitab mencari diri

Impian dikalung tekad
Tekad disulam cinta
Cinta dihias rindu ayah bonda

Atas sabar dan mahu
Atas harapan dan janji

Binaan keramat bakal menjadi saksi
Lelaki pulang terhias dada
Hikmah dan kasih dipakai elok
Buat menuntun gelar dipikulnya

Untuk bonda dan untuk cinta
Biar musim berganti lagi
Biar subur di tanah ini

Langkah lelaki mengenal diri

Tuhan, seterusnya apa?

Sunday, May 3, 2015

Setelah 24 purnama

Tidak adakah sajak baru,
yang kau tuliskan untukku

Setelah sekian malam kau habiskan
membaca tulisanku yang kau simpan

Tidak adakah lagi puisi
untuk kau bacakan di malam hari

Setelah sekian malam kau bermimpi
cintamu ku balas dengan janji

Tidak adakah lagi rindu
yang kau sulamkan dengan air hujan
saat air matamu tak tertahan

Tidakkah lagi aku,
menjadi perempuan yang menepis rindumu?


perempuan

hatinya tertinggal pesawat

bismillah

It’s a habit of yours to walk slowly.
You hold a grudge for years.
With such heaviness, how can you be modest?
With such attachments, do you expect to arrive anywhere?

Be wide as the air to learn a secret.
Right now you’re equal portions clay
and water, thick mud.

Abraham learned how the sun and moon and the stars all set.
He said, No longer will I try to assign partners for God.

You are so weak. Give up to Grace.
The ocean takes care of each wave
till it gets to the shore.
You need more help than you know.
You’re trying to live your life in open scaffolding.
Say Bismillah, In the Name of God,
as the priest does with a knife when he offers an animal.

Bismillah your old self
to find your real name.


Maulana Jalaludin Rumi


FOR HEAVEN'S SAKE, MY HEART!

By Gibran

For heaven's sake, my heart, keep secret your love,
and hide the secret from those you see
and you will have better fortune.

He who reveals secrets is considered fool;
silence and secrecy are much better for him
who falls in love.

For heaven's sake, my heart, if someone asks,
"What has happened?" do not answer.
If you are asked, 'Who is she?"
Say she is in love with another.
And pretend that it is of no consequence.

For heaven's sake, my love, conceal your passion;
your sickness is also your medicine because love
to the soul is as wine in a glass- what you
see is liquid, what is hidden is its spirit.

For heaven's sake, my heart, conceal your troubles;
then, should the seas roar and the skies fall,
you will be safe.



.

bukan semua soalan ada jawapan kan?

awak tak follow bukan sebab awak tak sayang, kan?

FEEDJIT Live Traffic Feed